TERLALU LAMA



Happy Reading !!! :)
Written By : Julianthy Diana Natalia

Kevin Nathan, keluar dari mobilnya dan melangkah kerumah sahabatnya yang sudah bersama semasa SMAnya bernama Nessa Agnesia. Kevin sangat menyayangi Nessa. Layaknya seorang adik perempuan. Karena dia ingin sekali mempunyai seorang adik perempuan. Perhatian, pengertian dan keperduliannya, Kevin melontarkan itu semua pada Nessa, begitupun sebaliknya. 

Sore itu, Kevin meminta Nessa menemaninya ke mall, Nessa menemaninya. Kevin meminta Nessa memilihkan pakaian untuk Kevin. Nessa memilih yang terbaik, Nessa mengacungkan jempolnya saat melihat Kevin mengenakan baju yang ia pilih. Sepulang dari mall saat dimobil.

Tumben banget kamu beli baju?” tanya Nessa.

Bosan dengan baju lamaku” jawab Kevin menyengir. Nessa menanggapinya geli. Tak biasanya sahabatnya seperti itu.

Paginya seperti biasa, Kevin datang menjemput Nessa. Berangkat kerja bareng karena bereka bekerja pada perusahaan swasta yang sama. Mereka selalu bersama dalam hal apapun. Banyak yang menanggapi keduanya berpacaran ataupun menikah, tapi hal itu tak pernah terjadi. Nessa kadang mengharapkan sosok Kevin menjadi pendamping hidupnya. Tapi itu sebuah angan-angan. Bahkan sama sekali Kevin tak pernah membahas tentang pasangan hidup dengannya, padahal usia keduanya sudah 26th. 

Nessa duduk di kursinya dan  menghadap ke arah Kevin yang ada di meja seberang, Kevin terlihat sibuk pagi itu. Tugas kantor  yang Direktur berikan untuk didokumenkan banyak sekali. Nessa yang hanya mendapat tugas kantor mengcopy dokumen pun kemudian membantu kevin. Dalam 2 jam mereka sudah menyelesaikan pekerjaan itu, Kevin berterima kasih pada Nessa. Seperti biasa ucapan terima kasih itu, selalu saja Kevin menghambur poni Nessa yang sudah rapi dari pagi. Tapi Nessa tak pernah marah. Itu sebuah tanda sayang menurutnya.

Ketika sore hari tiba sepulang dari tempat kerja, Kevin meminta Nessa pulang duluan, Nessa menolaknya. Kevin pun mengantar nessa pulang. Setelah mengantar Nessa, Kevin langsung menuju sebuah café, untuk bertemu seorang klien. Direktur perusahaan sangat sibuk hari ini, hingga meminta Kevin yang bertemu dengan klien. Kevin tak mau membawa Nessa, karena tak ingin membuat Nessa bete dengan pembicaraan perusahaan. Nessa memang tak pernah mau ikut rapat di luar kecuali di kantor.

Nessa merasa aneh dengan perasaannya, dia mengikuti Kevin. 15menit Nessa sampai di café. Di lihatnya dari balik kaca pintu, Kevin terlihat sedang bersama seorang wanita cantik nan anggun. Nessa menutup mulutnya melihat hal itu.  Nessa cemburu! Itu faktanya. 

Nessa tak habis fikir, pantas saja Kevin memintanya pulang duluan, dan mengantar Nessa pulang cepat. “Ternyata di belakang ku dia begitu. gerutu Nessa.  Ia memasuki mobilnya.  Dan menangis. Kemudian Nessa mengirim pesan pada Kevin.

Kerumah aku ya, aku ada perlu, bentaran aja.  Read.

Dengan terisak-isak ia membuka balasan sms kevin.

Maaf Nes, engga bisa nih. Read.

Tangis Nessa meledak malam itu, ia membesarkan suara musik di mobilnya  agar tangisnya tidak terdengar keluar. Menangis dan menangis. Nessa mulai putus asa dengan Kevin. Selama ini aku nungguin dia, tapi dia tak merespon, apa aku harus ngejelasin ke dia perasaan aku?, ah gila apa ?. engga bisaa!. Pikirnya melayang karena kegalauannya. Hampir satu jam Nessa di parkiran café itu. Hingga akhirnya Kevin selesai dengan klien perusahaan, lalu hendak ke parkiran mobil.

Kevin heran melihat mobil Nessa ada di parkiran. Kevin sangat hapal dengan plat mobil Nessa. Kevin datangi mobil itu, dan melihat Nessa yang menyandarkan kepalanya ke setir mobil. Kevin kaget, lalu dengan panik mengetuk-ngetuk kaca jendela mobil Nessa. Nessa terkaget lalu melihat kearah samping. Dengan matanya yang sembam dan pipinya yang memerah setelah menangis.  Ia dapati Kevin di balik kaca mobilnya. Lalu Nessa menurunkan kaca mobil, hanya sampai ke bahunya.
“Ness, kamu baik aja kan? “ tanya Kevin dengan panik. Nessa hanya mengangguk dan menatapnya sinis. Dan pertayaan terakhir Kevin adalah. Berapa lama nessa di parkiran itu. Nessa menjawab...

Semenjak kamu dan cewek itu duduk dan minum bareng”

Kevin kaget dan meminta Nessa mendengar penjelasanya, tapi Nessa menolak. Kevin memohon agar Nessa mendengarkan, tapi Nessa buru-buru menghidupkan mobilnya lalu pergi dari café itu. Sambil menangis-nangis. Kevin tak menghubungi Nessa. Karena ia tahu, di saat seperti itu Nessa tak akan mau mendengarnya.

Keesokan paginya, Kevin mendatangi rumah Nessa. Nessa awalnya menolak kedatangan kevin, tapi ahirnya Nessa membiarkannya masuk. Kevin memegangi tangan Nessa dan meminta maaf atas kejadian tadi malam. Nessa hanya diam. Kevin menjelaskan bahwa wanita yang Nessa lihat semalam adalah klien perusahaan, dan Nessa juga tahu persis Direktur sedang ke paris berinvestasi dengan klien disana. Nessa meminta maaf juga karena berfikiran yang negatif.

Lagi pula aku sudah punya seorang wanita yang ingin aku jadikan pasangan hidup.” kata Kevin menjelaskan.

Nessa kaget dengan pernyataan itu, tak biasanya sahabatnya itu membahas tentang pasangan hidup. Lalu sekarang tiba-tiba dia sudah punya calon pasangan hidup. Nessa tertegun melihat Kevin, sahabatnya itu menyembunyikan hal besar darinya.

Nessa melepas genggaman tangan kevin. Kemudian duduk agak menjauh. Kevin tersenyum padanya, bibir Nessa bergetar menahan tangis.

Kevin....” suara Nessa agak tertahan karena menahan tangisnya.
Kevin melihat ke arahnya.

Udah sering kita barengan. Dan kita saling melengkapi satu sama lain, dan sekarang kamu udah mau ninggalin aku karena seorang cewek, yang aku belum tahu siapa dia. Sadar kan Kevin, aku cuma punya kamu. Aku belum dapet pasangan hidup tapi malah kamu mendahului aku, kitakan sahabatan. Kamu enggak nungguin aku ?”. Nessa menjelaskan, Kevin menatapnya kaku.

Dengan perlahan, kevin mendekati Nessa lalu memeluknya.

Nanti kamu tahu juga kok siapa dia, dan kamu enggak akan sendiri. Aku pasti tetap sama kamu kok seperti ini. Kamu jangan takut ya, aku sayang kamu Nessa, enggak mungkin aku ninggalin kamu begitu aja.” Jelas kevin.

Nessa masih menahan tangisnya. Nessa mulai bersedih sejak saat itu.

3 hari kemudian.. Kevin meminta agar Nessa menemaninya kesebuah butik, untuk melihat gaun pengantin.

“Pilih ya gaun pengantin yang paling kamu suka, ukuran badan kalian sama Nes..”  pinta kevin.

Nessa lagi-lagi menahan tangisnya. Sebagai seorang sahabat, dia memilih yang terbaik untuk sahabatnya itu. Sebuah gaun Nessa pilih lalu ia mengenakannya. Kevin pun menyukai gaun itu. Dan membelinya. Nessa tersenyum terpaksa pada Kevin, itu kali pertama Nessa tersenyum paksa untuk sahabatnya.

Selanjutnya ke toko cincin, melihat-lihat cincin pernikahan. Nessa jadi sedikit kesal. kenapa bukan wanita itu  saja yang dia ajak untuk mencoba gaun, ataupun cincin itu.

“Apa Kevin sengaja buat aku begini biar aku nyetujuin dia dan bangga ngeliat calon istrinya itu pakai gaun yang aku pilih?” Gumam Nessa dalam hatinya, seraya mencoba cicin yang dimasukkan oleh Kevin ke jarinya.

Sebuah cincin emas di hiasi permata itu, pas di jari manis nessa. Kevin membelinya.

Nessa bertanya mau kemana lagi. Kevin menjawab ke toko kue. Untuk memesan kue pernikahan pastinya. Kue terbesar dan paling enak di pilih oleh Nessa untuk Kevin. Setelah itu Kevin membawa Nessa pulang. Kevin pamit pulang, namun sebelum itu Nessa menanyakan kapan akan menikah.

Minggu depan Ness, hari rabu.” Jawab Kevin tersenyum bangga pada Nessa. Namun Jawaban itu membuat Nessa sedih.

Kevin pun pulang, kevin tak tahu sakit hatinya Nessa mendengar hal itu dan ini juga kedua kalinya Nessa menyembunyikan perasaannya.

Pertama, dia jatuh cinta pada Kevin sejak semester dua di perkuliahan, dan kedua dia menyembunyikan rasa sakit hatinya terhadap Kevin. Dia tak tahu  harus seperti apa terhadap Kevin nantinya yang sudah memiliki istri. Benar-benar putus asa, dan Nessa lebih terpukul lagi. Kevin menempatkan  hari pernikahannya itu setelah Nessa ulang tahun. Kevin benar-benar mengatur agendanya dengan baik. Gumam nessa. Kevin memang adalah orang yang kritis, tapi masalah perasaan dia kaku sekali.

Hari-hari kedepan, di tempat kerja. Nessa agak menjaga jarak dengan Kevin, tapi Kevin selalu mendekatinya.

Sehari sebelum Nessa ulang tahun, Nessa menyebarkan undangan ulang tahunnya pada temen-temen di kantor, termasuk Kevin.

Kok ngasih undangan segala?, enggak kamu kasih juga aku pasti datang Ness.” Jelas kevin pada nessa. 

Nessa katakan dia hanya iseng. “Jadi kapan nih undangan nikah kamu nyampe ke aku?” tanya Nessa menyinggung tentang perencanaan Kevin. Kevin menatap kaku kearah Nessa.

“Ntar juga aku kasih, mungkin besok Ness.” Terang Kevin, Nessa menghela nafas. Dan mengangguk.

Malam itu, Nessa bertekad untuk ngungkapin parasaannya sama Kevin, tapi itu gila. Setelah ungkapan itu, dan setelah Kevin menikah, nessa ingin pergi menjauh dari kevin. Kemana saja, dan membuka usaha. Nessa mengangguk dengan tekadnya itu.

Malam di hari ulang tahunnya tiba, Kevin datang dengan mamakai baju yang pernah ia beli bersama Nessa. Nessa berfikir, sempatnya dia nyenangi hati aku? Dia buat aku enggak bisa negelupain dia apa?. Tanya Nessa sinis dalam hatinya. Waktu peniupan lilin pun selesai, ddalam doanya Nessa berharap Kevin mengerti perasaannya dan membiarkannya pergi.

Sesaat setelah itu, Kevin memegangi tangan Nessa, dan meminta maaf pada nessa Karena telah membuat nessa sedih. Nessa hanya mengangguk, Nessa meminta agar Kevin diam dulu dan mendengar penjelasannya.

“Aku sayang kamu kevin, lebih dari sahabat. Selama ini aku nungguin kamu membuka hati kamu buat aku. Aku mau kamu jadi pasangan hidup aku, tapii kamu hebat. kamu mendahului aku, dan itu adalah waktunya besok. Rasanya percuma saja mengatakan ini, karena itu tidak akan mengubah keputusan kamu. Seneng kamu bahagia .” jujur Nessa dengan cepat pada Kevin.

Kevin tersenyum manis padanya. “Iyaa Ness, keputusan aku enggak bakalan berubah.”

Bagus deh! Jangan tersenyum begitu, disaat-saat begini kamu masih bisa senyum juga.”  kata Messa sedikit kesal.

“Maka dari itu aku mau nikahin cewek itu, karena dia sayang aku Ness, aku bangga punya dia,.”  terang Kevin.

Nessa kali ini tak mampu menahan air matanya, nessa mengangguk. 

Menikahlah sama dia kev, moga kamu bahagia.” Kata nessa memberi ucapan.

Kevin berlutut. “Iya, aku pasti Nikahin dia, dan aku pasti bahagia Ness. Aku janji.”  Nessa menangis . Kevin menatapnya penuh yakin. Nessa masih menangis.

“Dan aku mau kamulah yang aku nikahi besok dan aku mau kamulah yang akan aku bahagiakan.” Terang kevin, Nessa menatapnya kaku dan masih binggung, Nessa menghapus air matanya.

Kevin menatapnya penuh yakin lalu mengeluarkan cincin dari kantong celananya  yang pernah Nessa coba. Dan menyodorkannya sambil berkata...

“Will you merry me?”

Nessa memelalak melihat Kevin, jemari tangan Nessa yang dingin dengan yakin memegang tangan Kevin, dan mengangguk mantap. Kevin memasang cincin emas berhiaskan berlian mewah itu ke jari manis Nessa.

memeluknya, dan Kevin mencium dahi Nessa. Semua teman kantor dan tamu undangan lain melihat moment bahagia itu.  Nessa tak menyangka ternyata selama ini Kevin juga memiliki rasa yang sama. Walupun Kevin sudah tahu Nessa juga menyukainya, tak menyangka bisa seperti ini.

Esok hari di umur 27th, Nessa memakai gaun yang pernah ia coba, dan memotong kue yang pernah dia pilih untuk Kevin. Dan lebih bahagianya, Kevin menjadi pasangan hidupnya. Seperti yang selama ini ia selalu inginkan  dan bahagia untuk Kevin.

-Tamat-

Kalo suka sama cerita aku, kirimin jempolnya. Dan Plissssss.... jika ada yang mau kamu komentarin. Dilarang mengcopy paste cerita aku! hehehe :)))))

Makasih udah baca cerita aku.. salam, Julianthy Diana Natalia :)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Another Absurd Romance

INI UNTUKMU

Another Absurd Romance