SELASA


                
            Happy Reading !!! :)
            Written By : Julianthy Diana Natalia


            Nessa Nathalie, mulai memutar-mutar jam tangan yang ada di pergelangannya. Sudah satu jam yang lalu ia selesai matakuliah dengan dosennya. Dia masih menunggu Ronald kakak tingkat sekaligus pacarnya, yang harusnya selesai dengan matakuliahnya juga. Nessa melihat ponselnya berkali-kali, tak ada juga pesan. Dia menghubungi Ronald, Ronald tak mengangkat. tempat parkiran itu serasa menahannya untuk pulang. Nessa menghela nafasnya menunggu sang pacar. Tak lama kemudian Friska yang adalah sahabat Nessa menghapirinya.

Loh.. Ronald mana, Ness?” Tanya Friska sambil menyeruput moccanya.

Belum selesai mungkin nih” jawab Nessa.

Iya sih harusnya diakan udah selesai, udah kamu hubungi?” tanya Friska meyakinkan.
 “Udah..”

Ohh.. ya udah tunggu aja lagi” balas Friska masih menyeruput moccanya.

“Terus kamu gimana?, engga capek nunggu bareng aku ?” tanya nessa meyakinkan

“Yaa engga lah.. kan biasanya juga aku nemani kamu kan?” balas Friska

“Tapiiii...”

Udah,, engga papa, aku bisa pulang bareng kak Erick kok, dia juga masih di kampus..” Friska menyakinkan.

Ohh,, makasih yaa Fris..

Iyaa sama-sama”.

Sesaat kemudian, Ronald menghampiri Nessa meminta maaf karena lama selesai kuliahnya, Nessa memaafkannya. Nessa masih tak ingin pulang, karena Erick kakak dari Friska sahabatnya belum datang menjemput. Nessa turun dari motor dan menunggu bersama Friska, ronald heran dengan Nessa.

“Loh sayang kok kamu turun?” tanya Ronald heran.

“Kan Friska belum dijemput, entar pulang bareng aja” balas Nessa.

“Friska kamu masih nunggu Erick ya.. dimana dia sekarang?” tanya Ronald pada Friska.

“Ohh, bentar lagi jemput kok.” Balas Friska.

“Tuhkan.. bentar lagi kok kak. Sabar.” Nessa meyakinkan.

“Iyaa sih, tapi aku ada futsal nih bentar lagi Ness.” Ungkap Ronald memuncak.

“Iyaa sabar kak.” Balas Nessa tegas.

Ronald menatapnya intens, seperti mengumpulkan amarah. Namun tak ia perlihatkan secara nyata pada pandangan mata Nessa. Sesaat kemudian, Erick saudara Friska datang menjemput.

“Ness.. makasih ya, Kak Ronald makasih ya” ucap Friska lalu menaiki motor saudaranya.

         Merekapun akhirnya pulang dengan jalur yang berbeda. Dijalan, Ronald merasa tak tenang. Ia melihat jam di pergelangan tangannya berkali-kali saat mengendarai motor. Tak lama, ponsel Ronald berdering.

“Hallo, aku masih dijalan Terr.. sorry telat.”

“Ehh, serius?! Aggghhh. Oke oke. Makasih Terr.”

       Ronald memukul stang motor dengan tangan kirinya. Nessa heran melihat Ronald seperti itu mengendarai motor.

“Ada apa kak?” tanya Nessa berusaha mengalahkan kebisingan dijalan.

“Tim kakak kalah Ness, kakak terlambat ke lapangan. Gara-gara kamu nih.” Balas Ronald dengan nada tinggi yang berusaha mengalahkan kebisingan dijalan.

“Lohhh, kok gara-gara aku sih? Itu salahnya kakak.” balas Nessa.

“Gara-gara kamu tuh nungguin Friska. Kakak terlambat.”

“Iyaa, aku minta maaf kak.” balas Nessa.

“Lain kali jangan gitu lagi, kalo kakak minta cepat berarti Urgent banget Ness.”

“harusnya kakak yang jangan ngulang itu.”

“Kok kakak sih?”

“Iyaa kakak lah.. gitu aja terus.”

“Apa sih kamu Ness!”

“Udah ah, turunin aku. Stop nggak!”

Nessa akhirnya turun dari motor dan berjalan di trotoar. Ronald mengikutinya.

“Ness, jangan gini. Naik lagi yok..”

“Aku nggak mau, aku mau jalan kaki aja”

“Nessa, jangan kayak anak kecil gini dong”

“Anak kecil?”

“Iyaa, sifat kamu tuh.. kadang buat ngulur waktu.”

“Kakak tuh ya yang lama dikampus, palingan juga nongkrong sama tim basket kakak yang nggak jelas itu.” balas Nessa kesal.

“Udah deh Ness.... ayok naik. Di lihat orang.”

        Sesampai di depan kost, Nessa secepatnya turun dari motor, Ronald memegang pergelangan tangan Nessa, dan meminta maaf.

Kak! kakak sadar dong, kakak yang salah.. selalu aja engga bisa ngatur waktu..” tegas Nessa dengan nada tinggi.

Iyaa kakak tahu, maaf Ness.”

“Aku selalu maafin kakak. Kenapa sih selalu aja nimbulkan masalah yang begini lagi?” Nessa masih meninggikan nada suaranya.

Kakak engga sengaja.. maaf Ness..” Pinta Ronald.

Kalo udah tahu ada kegiatan lain, atur dong waktunya. Jangan salahkan aku terus, aku udah sering bilangin ke kakak jangan terlalu banyak kegiatan. Gini dah jadinya, kakak ngulang mata kuliah, dan masih aja ikut basket ataupun futsal. Atur tuh waktunya kakak, jangan Cuma kegiatan aja yang di pentingin, dan jangan juga mementingkan aku, aku engga pernah minta kakak mementingkan aku, dan jangan pernah minta aku tungguin kakak lagi, jam kuliah kita beda, aku pakai waktu luang buat belajar, kalo kakak apa coba.. main game, sms aku, dan yang lain, kakak errrggghhh” pungkas Nessa benar-benar dengan ekspresi yang tak biasanya.

Oke, kakak minta maaf Ness. kakak usahain.

Usahain aja terus kata kakak, buktinya engga ada! kakak engga niat makanya tetep aja kayak gini.

Ronald terdiam dan tak mampu berkata-kata lagi, Nessa mulai melepas pegangan tangan ronald lalu melangkah menjauh. Sekali ia berbalik Ronald menatapnya kaku, Nessa menatapnya tajam.

Kita putus aja kak..”

Mata ronald memelalak melihat Nessa. Nessa menghela nafasnya, susah sebenarnya bibirnya mengucapkan kata itu. Apa boleh buat, itu cara terbaik untuk pacaranya yang dia sayangi. Nessa masuk ke dalam kostnya. Ronald terdiam dan memikirkan kembali kata-kata nessa yang selalu di katakana pada saat mereka marahan seperti tadi. Nessa memang benar, Ronald selalu mengulurkan waktunya. Ronald yang selalu menasehati Nessa tentang menghargai waktu. Itu pada saat awal mereka jadian, setelah setahun Ronald  perlahan lupa akan hal itu

Ronald merenung di kamarnya malam itu. Dia mau berubah buat nessa. Ia mengurangi bermain gamenya, berhenti dari bermain futsalnya, dan hanya mengikuti basket. Dan mulai menggunakan waktunya yang ada untuk belajar.

Susah memang untuk berubah dalam jangka waktu cepat. Ronald kadang memikirkan Nessa, karena masih belum menerima pernyataan putus dari Nessa. Di kampus, Nessa kadang melihat Ronald turun awal dari biasanya, dan pulang lebih awal dari biasanya. Nessa juga datang ke lapangan futsal. Temannya katakan Ronald sudah keluar dari club futsal. Nessa senang, dan heran juga mengapa sampai keluar. Nessa menuju lapangan basket sore itu, dari kejauhan dilihatnya Ronald ada di lapangan, hanya beberapa menit saja Nessa di sana. Lalu pulang. Ronald kadang juga melihat Nessa di kampus, hanya saja ronald belum berani menegurnya. Ia menunggu waktu yang tepat. 

Sahabat nessa, Friska  heran dengan hubungan Nessa dan Ronald yang udah enggan bersama lagi. Friska merasa bersalah, Nessa menahan rasa bersalah sahabatnya itu. Friska akhirnya mengerti tujuan nessa terhadap Ronald.
           
          Sebulan kemudian, Ronald akan menghadapi turnamen basket antar Universitas, Ronald berusaha memberi tahu Nessa. Tapi Nessa tak mengangkat telfonnya. Tak membalas smsnya. Ronald juga tak menemui Friska, Ronald takut Nessa benar-benar melupakannya. Tetap saja, Ronald harus mengikuti turnamen itu. Hari itu tiba, Ronald melihat tak ada di temukannya Nessa dari pandangannya. Ronald menghela nafas.

Dengan ada dan tanpa adanya Nessa nonton aku, aku harus tetap main. Dan menang untuk Nessa. ucap Ronald pada dirinya sendiri.

Awal bermain, Ronald masih tak konsentrasi. Karena dia masih mencari sosok Nessa menontonnya. Nessa ada di sana, melihat dari kejauhan. Ronald bermain dengan kerennya. Nessa punya rasa bangga pada Ronald. Permainan selesai. Nessa meninggalkan tempat itu, Ronald yang menang masih saja mecari-cari Nessa.

Seminggu kemudian, di stadion basket. Nessa datang melihat Ronald latihan, Ronald belum sadari keberadaannya. Setelah selesai latihan, Nessa turun dari tempat duduk teratas lalu ke bawah. Ronald melihatnya berdiri di dekat tangga. Ronald menghampiri Nessa. Nessa menatapnya intens, Ronald gugup dengan tatapan itu,

Dee.. maafin kakak yaa.” pinta Ronald.

I-Iyaa, aku maafin kak..” balas Nessa lembut.

Serius dek? kakak janji enggak ngulang kesalahan yang sama lagi.” ucap Ronald meyakinkan.

Iya.. kak.. aku tahu kakak pasti bisa kok berubah..” balas Nessa yakin.

Itu semua buat kamu dek..” Ronald kembali meyakinkan.

Buat aku? Maksudnya?

Kakak sadar kok kakak yg salah, kakak mau berubah buat kamu dee. Kan kamu yg minta gitu dek..” tegasnya pada Nessa.

Ohh iyaa kak.. makasih kak. Itu juga buat kebaikan kakak kok..” kata Nessa lembut.

Makasih juga yaa dee..” balas Ronald.

Ronald memeluk Nessa saat itu, tak ingat bahwa mereka sedang di lihat orang.

Oyaa, tim kakak menang dee, turnamen minggu lalu,” lanjutnya.

Iya, selamat kak. aku ada di sana kok, aku ngelihat semua kegiatan kakak selama ini, dan aku bangga sama kakak”

Oyaa, itu semua demi kamu dek, kakak juga bangga punya pacar kayak adee..” Ronald meyakinkan.

Nessa tersenyum manis pada Ronald, Ronald kembali memeluk  Nessa.


 - TAMAT -

Kalo suka sama cerita aku, kirimin jempolnya. Pliss, Komentari jika ada yang mau kamu komentarin. dilarang mengcopy paste cerita aku! hehehe :))))

Makasih udah baca cerita aku.. salam, Julianthy Diana Natalia :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Another Absurd Romance

INI UNTUKMU

Another Absurd Romance