My Absurd Romance


“Who Knows?”

               Menyukai seseorang yang tak kau kenal adalah hal gila di dunia. Kenapa bisa gila?

Karena, kau tiba-tiba memikirkan dia. Kau mengingat senyumnya. Kau senang mengulang-ulang ingatan nada suaranya yang kau dengar. Kau yang tak tau namanya, hanya bisa mengingat dia seperti itu.

Beberapa pertanyaan penuh perhatian dia lontarkan, hatimu berdebar-debar karenanya, dia memikat hatimu. Padahal, kau sendiripun sadar pertanyaan penuh perhatian itu adalah bagian dari pekerjaannya. Kau merasa betapa bodohnya dirimu, bisa berdebar hanya karena hal kecil itu. Senyuman yang terukir di wajahnya begitu tulus, membuatmu merasa senyuman itu hanya untukmu. Begitupun tatapan intens penuh perhatiannya, membuatmu sedetik saja sudah menyukai dia.

                Tapi harusnya sekali lagi kau sadar, senyuman dan tatapan intens itu hanya bagian dari pekerjaannya.

                Haruskah kau gila karena perasaan sukamu padanya? Yang muncul dadakan seperti itu? Haruskah kau frustasi karena mencoba mencari akun sosial medianya, sedangkan namanya saja kau tak tahu? Konyol sekali bukan?

                Kau mungkin hanya menyukainya pada pandangan pertama, dan perasaan itu membuatmu binggung, apakah kau hanya sekadar penasaran tentangnya, ataukah kau memang sekadar menyukai dia? Pertanyaan itu muncul berkali-kali dan membuatmu frustasi.

                Kaupun bertanya kembali, pantaskah kau memikirkan dia seperti itu? Pantaskah kau menanti-nantikan dia? Pantaskah kau berharap bertemu dengannya?

                Harusnya, kau sudah tahu jawaban dari pertanyaanmu itu. Jawabanmu adalah “Inikan hakku, memikirkan dia, menanti-nantikan dia, dan hakku berharap bertemu dia, dan aku punya hak untuk menahan ketidakmungkinan diwaktu yang akan datang.” Yaa.. begitulah jawaban yang tepat untuk perasaan suka yang sekadar ini.

                Biasanya perasaan seperti itu akan cepat pudar, dan hilang bersama hembusan angin. Tapi… kau! Sekali lagi akan memastikan perasaanmu itu. Harusnya… tapi, sekali lagi, ini adalah hakmu menyukai dia.

                Hakmu sudah kau dapatkan, dia tahu bahwa kau menyukai dia. Kini, apa yang akan kau lakukan? Nah.. sudah kuduga kau akan menjadi orang bodoh lagi, yang tak tahu mesti bagaimana merespons sikapnya yang sebenarnya hanya, menghargaimu. Dia menyeringai padamu, kau anggap dia tesenyum tulus padamukan?

                Sesaat kemudian, kau sadar kembali. Dia yang ada dihadapanmu kini, yang tengah berdiri tersenyum didepanmu, hanyalah ilusi yang kau ciptakan sendiri untuk membuatmu bahagia dalam sekejap saja.

                Kau hembuskan nafas penatmu sesekali didepannya, dia kemudian bertanya. “Apa yang kau pikirkan?” kaupun menjawab “Tidak ada.” Pembicaraan itu selesai dan dia meninggalkanmu dalam senyum.  Dan kau, pergi berbalik dan menoleh sesekali, dan kau tahu benar dia tak melakukan hal seperti yang kau lakukan sekarang.

                Hatimu sesak, nafasmu menggebu, kau malu dengan dirimu sendiri. Kau bilang pada dirimu sendiri “Kenapa aku mengiginkan dia sekarang?” karena kau tahu, bahwa dia tidak akan pernah jadi seperti yang kau mau, dia hanya sekadar angin lalu yang menghembusmu.

                Akhirnya kaupun menyerah, mundur teratur, dan diam dalam sepimu kembali. Saat seperti itulah sebuah keajaiban terjadi, dia menatapmu, dia tetap ada bersamamu, dan berlaku seperti biasanya, disana dia diam-diam memperhitungkanmu dalam hidupnya. Namun nyatanya, kau telah memudar dengan sendirinya, dan dia akhirnya menyimpan dirimu dalam diam.

Who Knowskan? Cinta yang kalian rasakan bisa berselisihan dan akhirnya tak pernah menyatu, karena saling merasa tak bisa dalam memulai hubungan yang serius.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Another Absurd Romance

INI UNTUKMU

Another Absurd Romance