My Absurd Romance
WAKTU, AKU DAN KAMU
Entah sejak kapan aku tersenyum saat mendengar suaramu. Entah sejak kapan aku tertawa melihat tingkahmu. Entah sejak kapan aku salah tingkah di depanmu. Entah sejak kapan jantungku berdegub kencang saat denganmu. Entah sejak kapan, aku menyukaimu.
Ada banyak alasan untukku bisa melihat senyummu, tawamu, dan tingkah lucumu.. karena aku ini adalah temanmu. Tapi ketika aku menyukaimu, aku kehilangan kendali diriku. Aku ini temanmu yang kini punya perasaan lebih terhadapmu.
Seiring waktu, kurasa kamu menyadarinya.. menyadari perasaan konyolku ini. Kamu menanyakan, dan aku menutupinya dengan beberapa peralihan pembicaraan. Kurasa kamu menyadari aku menghindarimu.. sesaat aku bertanya-tanya, apakah kamu punya rasa yang sama?
Kita menghabiskan waktu berdua, tanpa memikirkan apa yang terjadi diluar zona kita. Kamu membuat dunia ini terasa seperti duniamu yang baru saja kumasuki tanpa pamit denganmu. Ini yang kusukai darimu, kamu menerimaku tanpa melarang-larang kegiatan anehku yang mulai mencuri perhatianmu. Apakah kamu ingin aku tetap menyukaimu hingga kamu tetap mengabaikan dan akhirnya kamu akan menyatakan kebenarannya dikemudian hari? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul dan membuatku berharap terlalu lebih pada perasaanku sendiri.
Beberapa waktu lalu, kita bercerita tentang perasaan ini.. kamu menanggapinya dan kamu juga menyukaiku. Lega begitu mendengarnya, aku spesial bagimu.. itu katamu.. untuk selanjutnya aku menantikan satu hal kecil darimu.. permintaan.
Permintaan apakah aku mau menjadi pasanganmu. Aku mengaharapkan itu, tapi sekatapun tidak kamu ucapkan sama sekali.. namun setiap hari perhatianmu, kasih sayangmu semakin banyak dan tak terbendung lagi.. membuat rasa ini muncul dan muncul setiap hari. Aku menjadi binggung sebenarnya apa yang kuharapkan darimu? Aku berhenti bertanya dan berusaha untuk mengabaikan semua rasa penasaranku.
Saat itu, malam yang cerah. Dibalik telfon kita bercanda bersama, apakah waktu itu adalah yang tepat untuk menanyakan kepastian perasaanku? Bagiku, yaa.. karena aku mendengar jawabanmu.. katamu..
Kamu takut menyukaiku, kamu takut mencintaiku, kamu takut ingin selalu bersamaku, kamu takut jika suatu saat kita berpisah dan menyakiti hati satu sama lain, semua rasa takutmu itu kamu katakan.. kusadari saat itu keraguan datang menimpamu begitu saja.. membuatku kalut, ingin kuminta kamu dan aku mencoba menjalaninya, tapi.. aku juga saat itu tiba-tiba takut jika ketakutanmu saat itu ternyata adalah ketakutanku juga.
Sesuatu pikiran menghantam lamunanku malam ini, aku dan kamu memang tidak ditakdirkan bersama sebagai sepasang kekasih. Kita hanya dipertemukan waktu untuk saling melengkapi dan menyemangati sebagai seorang teman.. jika kita berusaha keras untuk menjalin hubungan maka.. waktu akan murka dan bisa saja ketakutamu menjadi sebuah kenyataan dan kita akan menangis mengingat setiap detik keindahan kebersamaan kita saat itu, saat dulu..
Maka malam inipun, aku memutuskan untuk menghilangkan perasaan ingin memilikimu.. dan menjadikan perasaan ini sebagai dasar pertemanan kita sampai kapanpun. Aku tahu kisah kebersamaan kita bisa menjadi penyemangat dan kenangan indah dimasa yang akan datang, jadi aku tetap percaya diri kalau aku adalah temanmu, teman wanitamu.. yang diberikan waktu untukmu menikmati kebersamaan masa muda saat dibangku kuliah..
Suatu waktu, kamu akan bangga memiliki kebersamaan indah saat bersama denganku, begitupun aku.. andai kita tidak berbeda saat ini. Tapi jika bisa, aku ingin meminta waktu mempertemukan kita di kehidupan selanjutnya dan membuat kita bisa menjadi sepasang kekasih dan kita hidup bahagia,.--
Komentar
Posting Komentar