Another Absurd Romance

Kau masih ingat janjimu?

 

Kala itu kau berjanji akan menjagaku. Nyatanya kau tak pernah benar-benar menjagaku, kau tak peduli dengan semua hal yang mengangguku.

Kala itu kau berjanji akan membuatku bahagia. Nyatanya kau tak pernah tahu apa yang kusukai, kau tak peduli dengan kebanggaanku.

Kala itu kau berjanji akan mencintaiku. Nyatanya cinta itu tak pernah kau tunjukkan, kau tak pernah berikan cintamu untukku.

Untuk apa kuingat semua janji itu jika kau saja tak menepatinya. Kau tak pernah menghargai keberadaanku, kau selalu pergi dan tak mengabariku, kau tak ingat ada aku.

Ingat? Saat kau punya waktu menyapaku, hal yang kau lakukan adalah memarahiku karena aku tak segera meresponsmu.

Ingat? Saat kita duduk bersama menikmati senja, hal pertama yang kau lakukan adalah curiga terhadapku karena aku tak memandangmu.

Ingat? Saat hujan turun dimalam tahun baru aku terlambat mendatangimu, hal pertama yang kau lakukan adalah mengabaikanku.

Aku selalu berusaha tak membuatmu marah, aku selalu berusaha tak membuatmu kesal, aku selalu berusaha tersenyum di depanmu, aku selalu berusaha menjelaskan semua walaupun ujung-ujungnya kau sama sekali tak perduli dengan semua alasan itu.

Butakah matamu melihat sosokku? Tak bisakah kau melihat aku yang tengah berusaha menyelaraskan alur-alur hubungan kita? Tak bisakah kau lihat aku membenarkan kesalahanmu didepan orang-orang terdekatku? Tak bisakah kau lihat aku berusaha menjadikan dirimu proritas?

Semalam kau menyudutkanku, karena aku tak bisa memasak untukmu, karena aku tak bisa memakai pakaian senada saat jalan bersamamu, karena aku selalu tak bisa berbaur saat berkumpul bersama teman-temamu. Kau tak pernah memuji hal yang kuperbuat di depan matamu, serasa semua yang kulakukan itu hanyalah tindakan bodoh yang hanya buang-buang waktu.

Kenapa kau tak pernah mau menyanjungku sekali saja? Memuji usahaku untukmu? Mengelus rambutku kala aku menceritakan sedihku? Memelukku kala aku lelah? Kenapa hanya kehampaan yang kau berikan padaku?

Aku lelah! Kuatku bertahan denganmu karena kadang kala kau mempesona. Keberadaanmu saja mampu membuatku tenang, aku terpesona karena senyumu itu. Aku nyaman dengan tatapan iris matamu.

 

Tapi… Aku benar-benar lelah mempertahankan posisiku yang tak jelas dihidupmu itu. Aku mau pergi, dan melupakanmu, aku mau pergi menempatkan hatiku pada seseorang yang benar-benar mampu menepati janji-janjinya, aku mau pergi melepas semua lelahku pada seseorang yang benar-benar mampu menghargai keberadaanku.

Ada kala ketika aku ingin pergi, kau memohon. Memohon padaku agar aku tak pergi, memohon agar aku selalu ada untukmu, memohon agar aku bertahan dengan dirimu yang seperti itu. Aku luluh dengan semua permohonan itu, jujur aku begitu tak tega meninggalkanmu.

Tapi… disisi lain aku benar-benar kelelahan menghadapi egomu. Aku harus pergi darimu, kali ini benar-benar pergi, menghilang dari hidupmu dan mengabaikanmu.

Lucunya, aku begitu tersiksa tanpamu, aku kesepian tanpamu, aku tak mampu melewati hari-hariku tanpamu, diriku terbiasa dengan sosokmu, terbiasa dengan egomu.

 

Kembali kuingat janji-janjimu saat pertama kali kau menangkan hatiku, aku terjerat janjimu itu, dan aku mau kau menepati semuanya, walaupun tak bisa sekaligus kau tunjukkan itu, tak apa. Aku bisa saja menunggumu perlahan-lahan menepati satu per satu janji itu.

 

Satu hal yang ingin selalu kuminta darimu, hilangkan egomu, hargai keberadaanku dan hargai cintaku yang kutunjukkan untukmu, satu lagi.. jangan kasar padaku. Yaaa?

 

Hai-hai !!!

Kembali lagi dengan cerita Another Absurd milik salah satu teman aku. Cerita ini dia minta agar aku menulisnya, agar seseorang melihatnya. Semoga temanku dan seseorang itu mendapatkan akhir yang bahagia.. dan mereka bisa saling mencintai tanpa tersakiti batinnya seperti saat ini..

 

Terimakasih para pembaca sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca tulisan ini. Aku doakan pembaca semua bahagia.. 💗